Monday, 6 May 2013

Bahasa yang mulai tak bermakna

Dulu sekitar tahun 2004-2005,saya punya pandangan bahwa pelajar yang pintar bahasa dan sastra terlihat genius dan smart,bahkan saya terobsesi untuk masuk Fakultas Sastra namun apa daya,hukum alam tidak sejalan.
Saya hanya kursus bahasa Indonesia dan sastra diwaktu senggang itu pun dengan system yang super kanjrut tapi syukur setidak-nya saya tahu dasar-dasar ilmu tersebut.

Sekitar tahun 2005 banyak pelajar muda yang menggilai sastra di daerah saya,bisa dikatakan waktu itu hampir rata-rata dikelas saya punya buka Ghail Ghibran,Chail Anwar atau sastrawan lainnya.
Ada yang benar-benar ingin mempelajari,ada juga yang sekedar ikut-ikutan trend lebih parah yang hanya ingin menguasai sastra untuk membuat puisi indah teruntuk lawan jenis-nya.
Tapi setidaknya waktu dulu mereka tahu akan dasar-dasarnya,mengerti arti kata,penempatan kosa kata yang pas dan mempraktekkannya.

Kita pasti ingat sekitar tahun itu,musik yang kita dengarkanpun kebanyakan memakai sastra...
tak percaya??? coba dengar lagi lagu-lagu Ada band,Padi,Peterpen dan Sheila on 7,belum lagi master peace-nya DEWA19.
Apa jadinya jika kita tidak memahami arti dari kata-kata lagu yang kita dengarkan?? seperti berbicara dengan orang beda bahasa. Tak tahu makna


Tahun berganti....

Lihatlah sekarang apa yang terjadi,pelajar jangankan minat mempelajari Sastra,belajar bahasa Indonesia saja ogah-ogahan,nilai-pun dibawah rata-rata.
Pada akhir-nya perpindahan makna pun mulai terjadi,kosa kata diartikan dengan salah.Belum lagi ada istilah-istilah baru yang tidak ada di kamus besar Indonesia dan dipakai di forum Formal pula.
Mereka hanya tahu kata yang 'lazim' tanpa cek kebenaran dan mempelajari-nya,kata 'baku' mulai beralih fungsi.


Perpindahan arti kosa kata...
Dari makna yang asli ke terjemahan plagiaters...
Kata 'sukses' pun kini,berbindah arti ke bebas-nya finansial.
Are you,drunk?

Kata 'bahagia' pun,kini telah hampir disama artikan dengan senang.
Kosa kata yang entah dipelajari dimana oleh mereka.

Dan yang lebih keji...
kata 'Galau' pun kini telah dicederai dengan makna yang lemah dan keterpurukan.
Dulu kata 'Galau' adalah simbol penyelipan kata disetiap kata 'elegi'.
Kini kata 'Galau' identik dengan patah hati.
Silahkan cek kamus atau cek nilai bahasa Indonesia,anda.


Ah,sungguh dunia ini semakin tua semakin memburuk.



Mifal Devils Lazy 85











 
Share:

2 comments:

  1. Bisa nih, kemaren di mobile,. Makin muluk aja artikelnya, follow deh,.

    ReplyDelete
  2. Emang di Mobile kaga bisa?

    ReplyDelete