Thursday, 23 May 2013

'Teman yang nakal' kalian,berlogika kenakalan teman-teman 'teman yang nakal'

Orang sering bilang 'masa SLTA adalah masa terindah bagi pelajar', masa putih abu-abu memang selalu identik dengan kesenangan,mengetahui hal baru,ke-absurd-an dan persahabatan. Saya mengakui dan mengalami juga,mengiyakan bahwa masa itu memang sangat meyenangkan untuk dijalani dan dijadikan kenangan.
Masa dimana kita tumbuh berkembang,baik segi fisik,pemikiran dan pemahaman,kadang kita lupa akan batasan norma dan etika,malah kita larut terbuai terlalu dasar dilembah kesenangan dan lupa apa arti proses pertumbuhan itu,lupa bahwa kita punya mimpi yang harus kita capai,lupa bahwa masa SLTA adalah untuk pengembangan diri bukan merusak diri.
Saya adalah orang yang dibesarkan dari keluarga yang 'terkonsep',dalam arti kedua orang tua saya sudah punya jalan dan tujuan untuk hidup saya tanpa mengontrol sepenuh-nya,kedua orang tua saya sudah tahu saya akan sekolah di SLTP mana ketika saya masih kelas 5 SD,ketika SLTP awal kelas 3,beliau sudah menyarankan beberapa sekolah untuk SLTA nanti dan ketika lulus SLTA.saya di beri kebebasan untuk menentukan dimana saya akan kuliah. Dalam arti,saya terkonsep dalam tatanan belajar dan cara hidup, itu menjadi pelajaran dan kepribadan dalam diri saya sampai saat ini.

Back to track...
Ketika masa SLTA,saya pun sama melewati masa-masa indah putih abu-abu,saya bahkan bisa dikatakan pelajar yang lepas kontrol,lupa akan kewajiban belajar,bolos mata pelajaran hanya untuk nongkrong sama temen se-Gank,masuk list raport merah di catatan sang guru BP dan cap sebagai anak nakal  yang tidak punya masa depan sukses oleh teman sekelas. Ya,tindakan yang sangat tidak dianjurkan dan di contoh.

Namun,semua orang tak pernah tahu isi suara hati orang lain....
Semua yang saya lakukan waktu SLTA memang sudah ada direncana konsep kehidupan saya,saya tidak menjadikan waktu SLTA untuk giat belajar,ini memang aneh dan nyeleneh tapi saya memang tak mengada-ngada,saya jadikan waktu SLTA untuk proses belajar berinteraksi dan memahami lingkungan,belajar mengerti arti bermasyarakat dan pertemanan,belajar cara menghadapi situasi dengan beragam karakter dan sifat manusia. Inti-nya saya belajar untuk proses kehidupan,transisi dari masa kekanakan ke pen-dewasaan bukan belajar untuk pelajaran dalam kelas.

Ada beberapa alasan saya melakukan konsep nyeleneh tadi...
-- Sekolah SLTA saya,sangat amat jauh dari standar pendidikan tingkat tersebut,baik fasilitas,tenaga pengajar dan system peraturan pun. Bayangkan selama 3 tahun saya bersekolah,saya hanya pernah 6 kali masuk ke lab.Komputer untuk praktek dan....Ah,sudahlah...saya tidak sampai hati meng-kritik Almamater yang saya cintai,ini hanya sebagai referensi kritikan untuk kemajuan almamater saya.{semoga ada yang baca}.
--Study waktu SLTA rata-rata pengulangan Study waktu SLTP,silahkan cek buku masing-masing atau lihat RPP Kurikulum,hanya saja dibahas lebih detail.
-- System pengajaran yang sangat tidak masuk akal, 80% materi 20% praktek,itupun tanpa kurikulum yang jelas,siswa tidak tahu indek prestasi tiap pengajar. Saya waktu SLTP terbiasa dengan Kurikulum dan indek prestasi pasti akan down.

Dengan kenakalan saya waktu SLTA,banyak teman-teman saya yang men-cap saya sebagai orang yang tidak akan punya masa depan cerah dan sukses,rata-rata mereka adalah 'kaum' kutu buku.
Mereka yang mencap saya adalah 'kaum ningrat' di kelas,kepercayaan guru,temen bagi buku dengan embel OSIS/MPK diseragam sekolah-nya. Mereka yang pasti orang tua-nya bangga karna setiap semester terpampang nilai diatas rata-rata di raport-nya. YA,mereka calon orang-orang sukses.

Tahun berganti,proses hidup berjalan,gadget ada dimana-mana,sosial media sudah menjadi tren,yang dulu SLTP sudah menjadi lulusan SLTA,yang dulu SLTA kini bersiap Pra Wisuda D3.
Waktu berjalan dengan cepat-nya,membunuh manusia yang diam diri dan termenung,mengelabui manusia yang senang dengan kejayaan masa lalu,meninggalkan manusia yang tidak berpaju bersama proses dan menenggelamkan manusia ke limbo bagi mereka yang hanya membanggakan masa lalu-nya.
Benar,kita akan di bunuh waktu jika kita hanya mengenang kesuksesan masa lalu dan lupa apa yang sekarang kita miliki,kita akan jauh tertinggal jika kita hanya berteriak 'dulu saya....' dan ketika orang lain bertanya 'sekarang kamu jadi apa'??? kita hanya bisa menceritakan prestasi masa lalu yang sekarang hanya puing-puing bobrok dengan larva-nya.

Banyak teman satu sekolah saya yang dulu berprestasi sekarang hanya jadi 'santapan waktu'...
Mereka yang dulu begitu terlihat akan mudah meraih pintu sukses kini terjebak di labirin kenangan...
Mereka yang dulu sangat aktif ber-organisasi kini hanya jadi penyokong dibelakang orang lain...
Mereka yang dulu sangat kritis pada keresahan dan ketidak selarasan kini hanya jadi kacung trend masa...
Mereka yang dulu selalu aktif di kelas kini hanya jadi serdadu dosen...
Mereka yang dulu sangat terlihat idealis sekarang mulai terkikis oleh kebimbangan...
Mereka yang dulu mencap saya tidak akan sukses,sekarang mereka bertanya ke saya 'apa itu sukses'?
Mereka yang dulu mencemooh 'teman yang nakal' kini mengikuti logika 'teman yang nakal'...

Untuk apa mengabdi jika tak sepenuh-nya...
Untuk apa berbakti jika tak setulus hati...
Untuk apa prestasi jika tak dipertahankan...
Buat apa dibanggakan kalau hanya masa lalu...
Buat apa dipertontonkan kalau hanya imajinasi semu...
Buat apa kesuksesan kalau tidak continue...
Apa arti-nya jika menilai buruk tapi melakukan...
Apa arti-nya jika hanya akan meraih tapi tidak teraih...
Apa arti-nya hidup tanpa proses dan hasil akhir.

Saya tidak mengatakan bahwa saya sekarang telah sukses dan telah meraih mimpi...
Saya tidak bermaksud bahwa konsep dan cara saya paling baik dari semua teman sekolah saya dan orang lain...
Saya tidak berteriak bahwa hanya saya yang bisa dan kini meraih sukses dan prestasi...
Saya hanya ingin katakan,bahwa semua ada proses dan masa transisi.
Orang kadang lupa bahwa setiap manusia punya cara tersendiri dalam menjalani belajar,bersosial,berinteraksi,berpenampilan dan meraih kebahagian.
Orang kadang hanya melihat kita hari ini tanpa melihat potensi kita untuk hari esok.
Orang juga lupa bahwa apa yang kita raih hari ini belum pasti esok masih milik kita.
Konsep,proses,berkelanjutan dan melihat peluang adalah kunci bahagia.


So...Inilah saya yang dulu,bagi kalian 'teman yang nakal'...
Kini kalian mengikuti logika 'teman yang nakal'...
'Teman yang nakal' ini telah berlogika tentang kenakalan orang-orang yang berucap 'teman yang nakal'...
Silahkan berteori bahwa nakal akan dicap julukan 'teman yang nakal'...
Namun hukum alam berbicara 'teman yang nakal' ini,yang kini mencap kalian 'teman yang nakal'.








Share:

0 comments:

Post a Comment