Manusia adalah makhluk sosial katanya, makhluk yang tak bisa hidup sendiri, makhluk yang selalu butuh interaksi, katanya.
Entah interaksi dengan sesama, interaksi dengan alam bahkan interaksi dengan dirinya sendiri.
Salah satu cara/motif interaksi manusia adalah dengan berbicara, mengobrol, bergurau bahkan dengan pukul2n dan merebut pasangan juga termasuk interaksi. Ini serius.
Manusia mengkategorikan setiap interaksi dengan kotak2nya, mengkategorikan dengan siapa kita berinteraksi lalu menyebutnya berbeda-beda, keluarga, teman, pasangan & lawan sekalipun.
Teman, sahabat, kawan & karib atau apalah panggilannya, adalah 'kotak' yang sering dan akan selalu berinteraksi dengan kita, sadar atau tidak memang begitu. Teman/sahabat/kawan/karib menurut KBBI adalah "seseorang yang dekat dengan kita, kita sayangi & percayai".
Otak saya percaya bahwa manusia berinteraksi dengan manusia lainnya sebenarnya bukan karena naluriah atau alamiah tapi karena memang butuh dan ada maunya, benar saya percaya itu.
Secara logika untuk apa kita menghabiskan waktu dengan manusia lain jika memang tidak ada untung rugi. "hidup ini perdagangan, kelak kita akan tahu, siapa yang untung & rugi".
Untung adalah kata yang ambigu.
Ketika kita berbicara/bercerita dengan teman, sebenarnya ada yang untung & rugi, lalu siapa yang rugi, siapa yang untung?
Ketika teman kita yang lama tak ada kabar lalu tiba2 menghubungi kita, disanalah perdagangan dimulai, akan ada rugi & untung.
Simplenya, jika kita, ini jika ya, umpama, andaikata kita punya teman yang pintar tentang suatu ilmu pengetahuan & satu teman lagi yang dungu, pasti secara alamiah kita akan lebih akrab dengan yang pintar, ya secara alamiah, meski kita tak menyadari & tidak berniat seperti itu.
Kita akan punya teman yang pintar, paham akan suatu yang kita sukai, minati.
Ambil contoh jika kita hobi segala sesuatu tentang gadget pasti secara alami kita akan mencoba akrab dengan orang yang paham akan gadget & tekhnologi.
Memang begitu, coba saja telaah list nama2 teman kita.
Kita akan datang ke teman yang punya game bejibun jika kita ingin memainkan game tersebut tapi kita tidak mempunyainya, kita akan mencoba akrab & menjadi sahabat.
Begitu kan? Dengan kasus ini jelas terlihat pihak mana yang untung & rugi.
Atau jika kita tidak punya kendaraan lalu suatu saat kita ingin bepergian & berniat meminjam kendaraannya, pasti kita akan mencoba belajar menjadi teman dekat, syukur2 keterusan akrab, supaya ketika nanti ingin meminjam lagi lebih mudah.
Untung dan rugi rumus pasti untuk ini.
Manusia memang diciptakan untuk berinteraksi, makhluk sosial yang saling membutuhkan tapi apa pantas mengkategorikan menjadi kotak2 kepada siapa kita berinteraksi???
Maksudnya begini loh, tak perlulah, ada sebutan teman/kawan/sahabat/karib dalam kotak interaksi ini.
Kita makhluk yang memang butuh makhluk lainnya, ya sudah, tidak perlu pake alibi "dia teman saya" "kawan dekat pasti baik" "dia engga mungkin marah, gw temannya".
Sadari saja kalau setiap interaksi pasti ada untung & rugi entah dengan siapapun.
Seperti layaknya perdagangan, ya ada saatnya kita rugi, akan ada saatnya pula waktunya untung, tinggal gimana kita pintar2 mencari pangsa pasarnya saja.
Tapi perlu diingat dalam ilmu Ekonomi, ketika perniagaan/perdagangan hal yang paling utama & paling dikejar sebenarnya bukan hanya "Untung dan Rugi" tapi.......................
Tanyakan saja pada teman yang pintar ilmu Ekonomi, jika dia memberikan jawaban, kau sudah mendapatkan keuntungan yang pertama.
Jika kau tak punya teman yang paham, segera cari dan mulailah berdagang interaksi.
0 comments:
Post a Comment