Di waktu ini saya sedang di dunia pararel.
Saya sedang kagum dengan dunia ini,dunia yang tak terbatas.
Saya agak sedikit udik/kampungan di dunia baru ini.
Saya bingung dengan semua yang saya lihat,sangat bingung.
Bingung ketika melihat dewa Zeus marah kepada beberapa rasi bintang karena tak menurunkan hujan hari ini. Di dunia saya tidak pernah terlihat dewa zeus semarah ini.
Saya mulai ingin bertanya kepada makhluk2 lain di dunia pararel ini.
Tapi saya urungkan,dari mimik muka mereka,mereka juga nampaknya kebingungan.
Saya membaca beberapa tulisan,seperti sandi di tembok kaca tapi saya tak paham.
A+B+C=Z
Z-X-Y=A
1=3-2+5=10
Ini apa? sandi apa yang sedang mereka tulis? tutorial mana yang harus saya padukan?
Dari pertama saya di dunia pararel ini,ada suara yang saya dengar.
Suara seperti teriakan tapi bernada,seperti not-not irama musik Jazz,namun tidak ada lirik.
Entahlah mungkin itu,dendang pasutri-nya dewa yang sedang menghibur.
Oh iya,disini juga ada beberapa photo yang tak berbingkai,hanya menggantung saja.
Tidak aneh,karna memang disini tidak ada grafitasi.
Photo beberapa wajah yang samar,tapi rasanya,saya mengenalnya,entah siapa dan dimana.
Dejavu kah? tapi dejavu tidak sedetail ini.
Lagi-lagi saya merasa udik. Ah,bias lebih tepatnya.
Konon yang saya dengar,didunia ini ada beberapa raksasa yang punya sifat berbeda-beda.
Seperti raksasa dengan sifat murung,raksasa bersifat egois,bersifat mengeluh bahkan ada yang bersifat narsis.
Raksasa ini ditemani oleh beberapa kurcaci,yang fungsinya kurcaci ini adalah untuk menenangkan sifat masing-masing raksasa tadi. Jadi kurcaci ini memiliki sifat kebalikan dari raksasa yang ia temani. Semacam timbal balik atau sebab akibat,mungkin.
Ah,dunia pararel ini memang penuh teka-teki,kadang kita menemui dewa Zeus,kadang pula akan menemuai dewa-dewa Yunani kuno lain atau kalau lagi mujur bisa menemui sekelompok dari gareng,petruk atau semar. Saya hanya melihat dewa Zeus,pertama tadi.
Kali ini,saya mendekati dewa Amor yang sedang mengaduk-aduk semacam tinta berwarna.
Ada beberapa makhluk mengantri dibawah tempat duduknya,saya ikut mengantri,karna penasaran saja dengan tingkah makhluk lain.
Makhluk-makhluk ini akan pergi setelah badanya di lumuri oleh tinta yang di aduk-aduk tadi,hem,semakin membuat penasaran.
Tiba gilaran saya,saya mendekat...
Dewa Amor,nampak muka bertanya-tanya...
Dia tidak melumuri saya dengan satu warna-pun dari tinta itu...
Ia hanya berbisik lirih...
"Raksasa bersifat apa yang kau temui?"
Hah,saya harus menemui raksasa-raksasa itu dulu?
Jadi raksasa-raksasa itu benar adanya?
Hah,permainan macam apa ini?
Dunia macam apa ini?
Kemudian saya terpejam dan dilempar secara paksa,entah kemana.
Saya sedang kagum dengan dunia ini,dunia yang tak terbatas.
Saya agak sedikit udik/kampungan di dunia baru ini.
Saya bingung dengan semua yang saya lihat,sangat bingung.
Bingung ketika melihat dewa Zeus marah kepada beberapa rasi bintang karena tak menurunkan hujan hari ini. Di dunia saya tidak pernah terlihat dewa zeus semarah ini.
Saya mulai ingin bertanya kepada makhluk2 lain di dunia pararel ini.
Tapi saya urungkan,dari mimik muka mereka,mereka juga nampaknya kebingungan.
Saya membaca beberapa tulisan,seperti sandi di tembok kaca tapi saya tak paham.
A+B+C=Z
Z-X-Y=A
1=3-2+5=10
Ini apa? sandi apa yang sedang mereka tulis? tutorial mana yang harus saya padukan?
Dari pertama saya di dunia pararel ini,ada suara yang saya dengar.
Suara seperti teriakan tapi bernada,seperti not-not irama musik Jazz,namun tidak ada lirik.
Entahlah mungkin itu,dendang pasutri-nya dewa yang sedang menghibur.
Oh iya,disini juga ada beberapa photo yang tak berbingkai,hanya menggantung saja.
Tidak aneh,karna memang disini tidak ada grafitasi.
Photo beberapa wajah yang samar,tapi rasanya,saya mengenalnya,entah siapa dan dimana.
Dejavu kah? tapi dejavu tidak sedetail ini.
Lagi-lagi saya merasa udik. Ah,bias lebih tepatnya.
Konon yang saya dengar,didunia ini ada beberapa raksasa yang punya sifat berbeda-beda.
Seperti raksasa dengan sifat murung,raksasa bersifat egois,bersifat mengeluh bahkan ada yang bersifat narsis.
Raksasa ini ditemani oleh beberapa kurcaci,yang fungsinya kurcaci ini adalah untuk menenangkan sifat masing-masing raksasa tadi. Jadi kurcaci ini memiliki sifat kebalikan dari raksasa yang ia temani. Semacam timbal balik atau sebab akibat,mungkin.
Ah,dunia pararel ini memang penuh teka-teki,kadang kita menemui dewa Zeus,kadang pula akan menemuai dewa-dewa Yunani kuno lain atau kalau lagi mujur bisa menemui sekelompok dari gareng,petruk atau semar. Saya hanya melihat dewa Zeus,pertama tadi.
Kali ini,saya mendekati dewa Amor yang sedang mengaduk-aduk semacam tinta berwarna.
Ada beberapa makhluk mengantri dibawah tempat duduknya,saya ikut mengantri,karna penasaran saja dengan tingkah makhluk lain.
Makhluk-makhluk ini akan pergi setelah badanya di lumuri oleh tinta yang di aduk-aduk tadi,hem,semakin membuat penasaran.
Tiba gilaran saya,saya mendekat...
Dewa Amor,nampak muka bertanya-tanya...
Dia tidak melumuri saya dengan satu warna-pun dari tinta itu...
Ia hanya berbisik lirih...
"Raksasa bersifat apa yang kau temui?"
Hah,saya harus menemui raksasa-raksasa itu dulu?
Jadi raksasa-raksasa itu benar adanya?
Hah,permainan macam apa ini?
Dunia macam apa ini?
Kemudian saya terpejam dan dilempar secara paksa,entah kemana.