Sunday, 30 September 2012

Pena ini....Lalu....

pena ini
sebentar lagi
menjadi badik
mencabik

kata-kata diasah
dari mata basah
segala luka parah
berdarah

para pengkhianat
terus merampok
lalu mencuci tangan
dari air liur penjilat
yang berkeliaran dalam televisi dan koran

tanah-tanah jelata
becek dan berlumpur
menghirup udara getir
bercampur bau luapan comberan
sesak nafas terhimpit
dalam petak-petak gubuk sempit

para pengkhianat
terus mencekik
bermesraan
dengan pemegang senjata
dan bokong-bokong di kursi empuk
sementara kaum pintar
onani sambil mendesis
di atas kertas tesis
dan analisis

Lembar-lembar hidup jelata
rapuh menanti lumpuh
kering jadi kerupuk
basah jadi lapuk

pena ini
sebentar lagi
menjadi badik
mencabik

mata pena ini
mata jelata
mata badik
membidik
pengkhianat amanat
Share:

Monday, 10 September 2012

Ah..kenyataan cinta

Ah, cinta, satu dunia gagasan yang melahirkan bola-bola romantisme. Siap dibenturkan ke karang-karang realitas.

Dan pandang pertama adalah satu kekonyolan yang membangkitkan perasaan gombal. Fisika dan matematika tak berlaku di situ. Hanya semilir angin melambungkan angan, kerling mata, dan permainan senyum. Ah, meneduhkan. Di situ ia diagungkan lewat lagu dan puisi kanak-kanak.

Gadisku, jangan kau mencintaiku. Nanti aku mati saat kau berdusta. Jangan bangun rasa rindu. Nanti aku terpasung dalam manisnya kata setia. Dan cinta, oh, gadisku, apakah kita hidup dalam dunia gagasan? Cintailah kenyataanku. Jangan diriku.
Share:

Saturday, 1 September 2012

Sebait kata untuk.....

Untuk dia si apatis
Saya buat tulisan ini untuk si apatis yang betul-betul apatis... Pemikirannya selalu membuat saya sakit kepala. Sungguh. Tindak-tanduknya pun memusingkan. Tapi ia dewa-nya logis. Luar biasa. Dengan kelogisannya, ia menjauh saat ingin merokok dgn alasan agar racun asap rokok hanya untuknya bukan untuk meraka...
Si apatis ini sering jadi kocak dengan ke-apatis-an yang dia miliki.
Tapi juga sering serius dengan ke-apatis-an nya itu...
Ah, apatis..
Saya menyukainya, jujur.
Dia sosok laki-laki yang bersikap negatif agar  menjadi kuat..
Dia aneh.
Mencoba berinteraksi dengan cerah ceria ini, dia tetap tidak bergeming.. Apatis memeluknya erat dari segala penjuru mata angin..
Selalu ingat masa-masa dia terpuruk.. Oh itu mengerikan. Rasanya ingin segera menariknya dari pusaran luka itu.. Tapi seperti dapat diduga, dia berdiri sendiri,, dari tengah pusaran luka, lalu kembali melemparkan senyuman khasnya yang konyol itu..
Ini tentang...tak perlu ku sebut namanya.
Share: