Saturday, 21 June 2014

Membakar Takdir

Menjabarkan sisi kehidupan dari asal muasal.
Apa yang hak dan apa yang merubah?
Apa yang tergaris dan apa yang tidak merubah?

Lalu jika garis takdir adalah mutlak.
Dimana ke tidak mutlakannya?
Jika tidak ada sedikitpun ke tidak mutlakkannya.
Lalu apa fungsi dari kata 'rubah' ?

Yang tertulis adalah yang akan terjadi.
Seperti dimana masa akan tetap menua.
Bergulir hingga menusuk kasar , membabi buta potong kehidupan.
Lalu untuk apa rasa sakit jika bukan kematian?

Yang tercatat adalah yang pasti akan tergambar.
Seperti jatuh dan bangkit serentak.
Biarpun gunakan rencana yang tiada tanpa tara.
Lalu apa makna dari proses?

Yang dilakukan dan dilalui bukan berarti ke mutlakan.
Seperti berniat menuju neraka namun terbakar dilaut merah.
Serpihan hancur hingga sekecilnya.
Tidak bisa dibenarkan memang namun ini yang ada.

Dan pada akhirnya yang akhir adalah takdir itu sendiri.
Dan seharusnya, ke harusan adalah jalan itu sendiri.
Merubah ataupun tidak di rubah tetap takdir.

Yang hina tetap menetap semuanya.
Yang indah tetap menetap semuanya.
Yang tergaris tetap menetap semuanya.



















Share:

Friday, 13 June 2014

Paradoks yang tak berparadoks.

Wahai, yang tak berwujud atau di wujudkan.
Wahai, cahaya yang tak terlihat bercahaya.
Wahai, yang tak bermakhluk dan tak berjenis.

Dimana kau simpan air, untuk pohon yang mengering?
Dimana nur berpusat, ketika gelap adalah pilihan?
Dimana jejak langkah kaki, yang mulai rapuh dan melumpuh?

Jika pohon tua mulai menjadi sandaran, dimana lagi sayup angin?
Jika gulita mulai nampak di penjuru, dimana lagi tetes embun?
Jika pusaran tanah mulai kering, dimana lagi tanah yang memerah?

Pusaran adalah kebenaran garis  tersendiri.
Lingkaran adalah ujung kebenaran tersendiri.
Cahaya adalah kebenaran gelap tersendiri.

Wahai, yang tak pernah buta karena tak pasti bermata tapi melihat.
Wahai, yang tak pernah tuli karena tak pasti bertelinga tapi mendengar.
Wahai, yang tak pasti karena ke tidakpastian itu sendiri.

Dimana lagi, potongan-potongan skesta hidup kau rahasiakan?
Dimana lagi, puing-puing tempat berteduh kau simpan?
Dimana lagi, harus ku temukan jawaban atas pertanyaan "dimana lagi"?

Aku tak mengadu.
Aku tak mengeluh.
Aku tak berpaling.

Aku hanya bergumam kepada atau tentang " Paradoks yang tak ber-paradoks".













Share:

Saturday, 7 June 2014

Manusia dalam Frame gambar yang penuh warna.

Apa yang indah dari suatu gambar atau lukisan?
Kombinasi, ya kombinasi. Penyatuan.
Apa yang indah dari warna atau sketsa?
Beda, ya beda. Perbedaan.
Apa yang indah dari kain atau rajutan?
Pelindung, ya pelindung. Melindungi.

Apa yang damai & indah dari  "warna yang tergambar pada sebuah kain"?
Perbedaan yang menyatukan dan akan saling melindungi.

Apa yang indah dari cahaya atau nur?
Terang, menunjukan, kejelasan.
Apa yang indah dari bintang atau gemerlapnya?
Futuraristik, berkarakter.
Apa yang indah dari malam atau gelapnya?
Sepi, damai, menenangkan.

Apa yang agung dan indah dari " cahaya bintang yang kemerlap di tengah malam"?
Sesuatu karakter yang menunjukan jalan pada ketenangan dan damai.

Apa yang kudus dari manusia?
Logika,pemikiran.
Apa yang kudus dari alam?
Dediksasi, memberi.
Apa yang kudus dari Tuhan?
Sempurna, kesempurnaan.

Apa yang agung dan kudus dari  "diciptakannya manusi, alam oleh Tuhan"?
Akh, tak perlu terjawab ataupun dijawab karena setiap jawaban dari jawaban itu sendiri ada di setiap frame gambar yang sudah berwarna.  Lihatlah.


Pada akhirnya makhluk tidak lebih dari sebuah frame gambar yang berwarna.












 


 
 
Share: